kemandirian merupakan karakter yang perlu dimiliki oleh setiap orang, apalagi menghadapi tantangan masa depan yang kian kompleks. Mereka yang mandiri, tentu akan lebih percaya diri dan mampu membuat keputusan. Bukankah kehidupan akan membutuhkan banyak pengambilan keputusan?. Namun demikian, kemandirian tentu tidak tumbuh dengan sendirinya, perlu adanya stimulasi dari lingkungan, khususnya orang tua. Moms & Dads, Si Kecil sebenarnya sudah mulai dapat dilatih kemandirian sejak usianya 18 bulan ketika ia mulai memasuki tahap perkembangan psikososial Autonomy versus Shame and Doubt. Pada masa ini, biasanya anak berkeinginan untuk melakukan berbagai aktivitas rawat dirinya sendiri, seperti makan sendiri, mandi sendiri, dan sebagainya. Meski kerap “berantakan” dan tidak sesuai harapan orang tua, sebenarnya mereka sedang mengambangkan kemandirian (autonomy) dalam dirinya.
Simak tips berikut ini:
Melatih kemandirian
sebenarnya cukup memanfaatkan aktivitas keseharian yang biasa dijalani Si Kecil. Moms & Dads dapat mulai memberikan kesempatan pada Si Kecil untuk melakukan hal-hal yang hendak ia lakukan sendiri.
Berikan apresiasi atas keberhasilan yang mereka capai
sekecil apapun. Dengan begitu, mereka dapat terdorong untuk terus mencoba. Namun demikian, bukan berarti Moms & Dads harus menuntut anak melakukan hal-hal yang melebihi usia dan kemampuannya, ya.
Berikan kesempatan untuk Si Kecil mengambil keputusan sendiri
pada hal-hal sederhana yang dijumpai dalam hidupnya, seperti menentukan porsi makanannya sendiri, memilih pakaian yang hendak dipakainya, dan sebagainya. Kemampuan ini akan memudahkannya kelak untuk mengambil keputusan besar dalam hidupnya di kemudian hari, seperti memutuskan jurusan pendidikan yang akan digeluti, profesi yang akan ditekuni