Sebagai orangtua, Moms tentu ingin buah hati Moms tumbuh jadi anak yang penuh kejujuran. Mengapa Perlu Mendidik Anak Bicara Jujur? Kadang orangtua lupa bahwa kejujuran merupakan suatu skill atau kemampuan yang harus terus diasah. Ya, kejujuran itu bukan kualitas yang secara otomatis dimiliki seorang anak tanpa dididik sejak kecil.Dengan menanamkan kejujuran, anak pun terlatih untuk memegang prinsip yang benar meskipun ia sedang menghadapi situasi yang sulit. Anak jadi lebih mampu menghindari godaan yang tidak jujur misalnya mencontek saat ujian, mengambil barang adiknya tanpa bilang, atau menyembunyikan nilai jelek dari Moms. Ketika ia beranjak dewasa pun nilai kejujuran akan selalu dijunjung tinggi oleh anak. Ia tak akan mudah berbohong demi kepentingannya sendiri dan akan dijauhi dari korupsi atau berbuat curang.
Berikut Tips Agar Anak Mau Bicara Jujur:
Orangtua Adalah Panutan Utama Mengenai Kejujuran
Inilah prinsip mendidik anak bicara jujur yang terpenting. Selama Moms dan pasangan selalu bicara jujur, anak akan meneladani sikap tersebut. Maka, hindari berbohong atau berbuat curang di depan anak. Misalnya ketika Moms menerima telepon di depan anak, Moms bilang kalau Moms sedang berada di luar kota padahal tidak. Anak pun jadi melihat kalau berbohong itu sah-sah saja.
Fokus Pada Kejujuran Anak, Bukan Pada Hukuman Bila Anak Bersalah
Anak cenderung berbohong karena takut dengan hukuman atau tuduhan yang diberikan orangtua. Jadi, bila Moms mendapati anak melakukan kesalahan, jangan langsung membentak atau memarahi anak terlalu keras. Sebagai contoh, anak tak sengaja memecahkan piring di rumah. Karena takut dihukum, anak pun menuduh adiknya yang memecahkan piring. Inilah mengapa Moms sebaiknya fokus pada rasa tanggung jawab dan kejujuran, bukan pada hukumannya.
Menceritakan Kisah atau Dongeng Soal Kejujuran
Salah satu cara untuk mendidik anak bicara jujur adalah memperkenalkan anak dengan berbagai cerita soal kejujuran. Perbanyak buku bacaan atau tontonan anak yang mengutamakan tema kejujuran. Usahakan untuk membaca atau menontonnya bersama-sama sehingga sembari menyimak kisahnya, Moms bisa berkomentar seperti, “Itu yang akan terjadi kalau kamu tidak jujur,” atau, “Moms sangat kagum dengan tokoh itu, dia begitu jujur dan berani! Kalau menurutmu bagaimana?”.